Pida, Emi dan Embah
February, 1998.
I wish somebody would have told me that.
That some day, these will be the good old days. - Good Old Days, Macklemore feat Kesha.
Seperti hal yang tertera dalam gambar, ada doa dibalik setiap senyuman karenanya suatu hal yang diharapkan oleh setiap insan manusia yaitu untuk dapat bersama orang-orang terkasihnya.
Ada kalanya, memang sulit mengungkapkan sebagaimana rasanya. Untuk itu, tertuliskan hal-hal yang pernah terjadi dan menjadi momen yang terindah bagi diri ini.
'Pida, Emi dan Embah'
Dua wanita penyayang dan hebat dibalik seorang anak perempuan yang kini sedang meraih asa.
Emi, panggilan kesayangannya, yang mengenakan kebaya berwarna kuning dan kerudung berwarna hitam. Cantik dan menawan yang kalau Bapak bilang, beliau merupakan mertua yang yang paling baik sekali karena sifat lembutnya.
Emi paling tau kalau anak perempuan itu doyan alias hobi sama yang namanya durian. Waktu itu, di rumah Pak Azi (kakek pida, bapaknya Ibu, alias suami Emi) yang pas banget di depannya ada pohon durian dan kebetulan duriannya jatuh terus ditemuin sama Emi, beliau langsung memberikan kepada cucu-cucu kesayangannya dan tentu saja yang terbaiknya adalah sang anak perempuan itu dapat dua kali lipat atau bahkan satu buah durian untuk dirinya sendiri. Emi juga sering buatin nasi anget ditambah garam yang ditaruh diselembaran plastik terus digulung-gulung gitu. Meski sederhana, rasanya enak banget karena buatan tangan Emi sendiri dan itu pasti selalu setiap kali Emi baru masak nasi, yang mungkin karena hal tersebut anak perempuan itu senang sekali rasanya setiap kali menunggu hasil memasak nasi.
Embah, panggilan kesayangannya, yang mengenakan kebaya motif bunga-bunga berwarna kehijauan dan kerudung berwarna putih. Pandai dan ramah yang kalau Ibu bilang, beliau merupakan mertua paling tegas terbuktikan atas kepiawaian yang disegani.
Embah paling tau kalau anak perempuan itu suka banget banget sama pisang mini yang bergantungan yang suka dipajang kalau ada kondangan atau semacamnya. Saat itu, anak perempuan itu memberanikan diri untuk meminta izin bisa ambil pisang yang sedari tadi dilihatnya. Dengan semangat 45, tentu saja ia langsung ke tempat dimana buah berwarna kuning itu melayang-layang tapi sayangnya dia terlalu kecil saat itu dan Embah juga bilang, kalau mau harus ambil sendiri. Alhasil, tanpa memikirkan malu saat meloncat-loncat demi meraih si kuning kecil, akhirnya dapat juga dan sekali ambil langsung 5 sekaligus yang langsung ditaruh disaku karena dimakannya nanti lebih nikmat yang kebetulan kalau ke acara kaya gitu disuruh pakai rok yang untungnya kantongnya besar juga jadi muat deh.
Kalau ke rumah Embah pasti makanan selalu ada dan beragam. Embah selalu masak sesuatu yang beda yang membuat anak perempuan itu selalu antusias saat melihat dan memakannya yang meski itu memang beda tapi soal rasa itu enaknya sampai bikin lahap dan nagih. Yang secara tidak langsung membuat anak perempuan itu suka makan+masak setiap kali menyaksikan Embah dan menjadi seseorang yang mengambilkan nasi yang lagi-lagi menjadi alasan mengapa anak perempuan itu senang sekali rasanya setiap kali menunggu hasil memasak nasi.
Di umurnya yang masih kecil, anak perempuan itu pernah diagnosa flek yang membuatnya paling tidak tahan kalau sedang batuk. Masih ingat ketika itu senang sekali rasanya bisa menginap dan tidur bersama Emi maupun Embah.
Di rumah Emi, anak perempuan itu masih dengan batuknya sampai-sampai mungkin malam itu yang terdengar hanya suara batuknya. Apa yang bisa dilakukannya saat itu hanyalah menahan rasa dari batuk tersebut dan berharap untuk segera terlelap. Namun, tepat di samping dirinya ada Emi, salah satu sosok yang paling menguatkan diri ini untuk melawan rasa batuk tersebut. Dengan tangan lembutnya yang mengelus punggung anak perempuan itu sembari memanjatkan doa pula dengan minyak cap kapak yang terasa begitu menenangkan dan tak ketinggalan sambil menceritakan kisah-kisah islami yang senantiasa didengarkan seakan-akan rasa batuk itu tak lagi terasa yang ada hanyalah rasa damai dan ya, menenangkan.
Sama halnya di Rumah Embah, anak perempuan itu sungguh sangat gelisah saat batuk itu tiada hentinya saat malam tiba. Berulang kali seakan tiada habisnya sampai membuat anak perempuan itu rasanya ingin menangis saja. Namun, tepat di samping dirinya ada Embah, salah satu sosok yang juga paling menguatkan diri ini untuk berani melewati masa batuk-batuk tersebut. Ya, minyak cap kapak yang lagi-lagi menghiasi tangan pejuang yang terasa hangat dipunggung anak perempuan itu, sanga terasa nyaman pula setelahnya diberikan doa dan diceritakannya sejarah-sejarah Indonesia dizaman beliau dulu yang membuat diri ini merasa semangat dan ya, itu sungguh amat sangat nyaman.
Dengan menulis dari perasaan yang terdalam, untuk sekedar kembali mengingat hal-hal yang sebelumnya terjadi dan menjadi momen terbaik sepanjang masa.
Maafkan ketika itu, waktu yang seharusnya diri ini berada disitu saat yang lain sempat berkumpul sedangkan diri ini tidak hadir dan berada sangat jauh.
Sedih, dan menangis sejadi-jadinya yang bisa dilakukan anak perempuan itu yang memang terkenal sangat cengeng tapi tidak ketika dihadapan Emi dan Embah.
Pertama kalinya merasa kehilangan untuk selamanya, diri ini merasa langit telah runtuh sejadi-jadinya dan yang bisa dilakukan hanya terdiam lalu melihat yang lain tak mampu menahan rasa harunya. Lalu diingatkan bahwa tiada yang abadi, menjadi sangat sulit untuk mengungkapkan segalanya termasuk rasa saat kembali kehilangan untuk selamanya.
Akan tetapi, berlarut-larut sedih memang tidak diperkenankan meski sebenarnya masih terasa sulit dan tak semudah yang dikira, sebisanya anak perempuan itu akan mulai menguatkan dirinya sendiri.
Kini, meski hanya melalui doa yang anak perempuan itu panjatkan, disitulah berharap semoga disana diterima disisi-Nya.
Terima kasih untuk segalanya, tentang apa yang disukai, yang dikuatkan, yang diceritakan, yang didengarkan, yang dinasehatkan, yang didoakan, yang diharapkan, yang disarankan, yang diberikan, yang disampaikan, dan yang lainnya yang banyak untuk disebutkan perihal anak perempuan itu yang sayang sekali dengan Emi dan Embah.
Emi, yang memiliki nama Siti Jubaedah.
Embah, yang memiliki nama Siti Suhaemi.
Pida, anak perempuan itu yang memiliki nama Siti Rafida.
xxxxxber 1998, yang dokter bilang harusnya dibulan itu karena saking dinantinya jadi lebih maju sedikit.
great story... you have to be always grateful wherever they are now. both of them give their spirit & pieces of soul to you.. make you alive like 'you' as we know.. sending Al-Fatihah to beloved grandma
BalasHapus